script

Sabtu, 10 Juli 2010

jengkol si

Satu hari, si jengkol bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana
sayamenemukannya?

Gurunya menjawab, "ada ladang gandum yang luas didepan sana, berjalanlah kamu
dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu
telah menemukan cinta" .

Jengkol pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan
kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, "mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

Jengkol menjawab, "aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak
boleh mundur kembali (berbalik)". Sebenarnya aku telah menemukan yang paling
menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di
depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan
lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan
kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada
akhirnya"

Gurunya kemudian menjawab " jadi ya itulah cinta"

Di hari yang lain, jengkol bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu
perkawinan?Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya pun menjawab "ada hutan yang subur didepan sana.

Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh
menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang
paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"

Si Jengkol pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa
pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/ subur, dan tidak juga
terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"

Jengkol pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah
menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong.
Jadi di kesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk
amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau
menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"

Gurunya pun kemudian menjawab, "dan ya itulah perkawinan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar