Tidak terasa 63 Tahun sudah usia Kabupaten Dairi pasca dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara.
1 Oktober 1947 silam jadi tonggak sejarah bagi masyarakat Dairi untuk menentukan masa depannya sendiri. Tentunya ini sebuah usia yang cukup 'matang'jika diilustrasikan dengan usia manusia pada umumnya. Bahkan jangan-jangan sudah banyak yang 'bersatu dengan tanah' di usia 'segitu'.
Banyak prestasi dan cerita manis yang sudah diukir sepanjang perjalanannya, namun kurang elok rasanya jika tidak ada catatan yang dapat kita berikan di HUT Dairi yang ke 63 ini. Normal rasanya jika banyak persoalan yang perlu dievaluasi, tetapi pada kesempatan ini paling tidak ada tiga catatan besar yang ingin saya sampaikan, antara lain: Pertama, perkuat sumber daya manusia dengan segera mengimplementasikan hak dasar masyarakat untuk menikmati pendidikan. Sebagaimana diketahui pemerintah pusat telah merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen dalam APBN tahun 2009. Langkah ini seyogiyanya mendapat dukungan dan semakin memperkuat Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi untuk bisa menuntaskan persoalan keterbelakangan pengetahuan bagi masyarakat. Masalah kehidupan ini intinya adalah masalah sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Dairi. Jika komitmen utama adalah ingin merubah kualitas manusia menjadi lebih baik, maka kehidupan ini arahnya juga lebih baik.
Kedua, perkuat perekonomian dengan memberdayakan sendi-sendi perekonomian kerakyatan. Krisis global yang kita rasakan hingga saat ini telah membuktikan bahwa konsep liberalisasi perekonomian tidak menciptakan kestabilan perekonomian, tapi pada ketergantungan dengan pihak lain atau bahayanya adalah memberikan peluang beberapa individu untuk menjadi penentu penggerak perekonomian.
Di samping itu, tidak salah jika kemiskinan akan mendekatkan orang pada kekafiran. Kekafiran adalah sebagai bentuk pengingkaran terhadap arah-arah perbaikan. Susah menjadi baik bisa disebabkan karena lemahnya pemenuhan keperluan-keperluan mendasar. Oleh karenanya orang akan mudah menempuh segala cara untuk pemenuhan keperluan tersebut. Sehingga pembentukan masyarakat madani (civil society) akan jauh lebih sulit.
Ketiga, perkuat nilai ketahanan spiritual masyarakat/ keimanan. Tidak kalah pentingnya dengan kedua masalah di atas. Keimanan menjadi hal dasar kepercayaan masyarakat untuk memberikan dorongan, inspirasi dan penanaman nilai yang menjadi penentu penyeimbang kestabilan antara realitas fisik dan rohani. Masyarkat Kabupaten Dairi mempunyai modal untuk ini, sehingga akan lebih mudah untuk mengembalikan akan kesadaran keimanan yang sekarang menurut saya sudah mulai banyak ditinggalkan. Di sinilah benih timbulnya ukuran bahagia dan di sini pula pemisah kejernihan antara yang patut dan tidak patut.
Akhirnya selamat Ulang Tahun buat Dairi, semoga program 'bekerja untuk rakyat' yang diusung oleh kedua pemimpin Bpk.KRA Johnny Sitohang Adinegoro dan Irwansyah Pasi, SH, sampai ke tujuan akhir yang diinginkan dan semoga didukung oleh semua pihak. Kami menaruh harapan untuk itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar