Disadari atau tidak, saya kita terlalu “banyak” menuntut terhadap negeri ini. Ingin begini, ingin begitu, turunkan ini, turunkan itu, perbaiki ini, perbaiki itu. Lantas, apa tuntutan itu terpenuhi? Sebagian terpenuhi, sebagian besarnya tidak. Jadi, apa yang bisa kita lakukan selain “menuntut”?
Bagi bangsa yang begitu BESAR seperti Indonesia, dengan keanekaragaman suku dan budaya -yang tentunya, juga memiliki keanekaragaman dalam permintaan dan tuntutan- sudah sepatutnya, kita sebagai rakyat Indonesia juga turut berpartisipasi aktif untuk turut serta mewujudkan “tuntutan” yang kita buat sendiri.
Para orang-orang besar berdasi juga jangan “santai-santai” saja. Kami tetap memerlukan orang-orang yang berpendidikan tinggi seperti bapak, om, ketua, atau paduka!
Pak tua lupa diri, hanya pentingkan perutmu
cobalah kau melihat rakyatmu terus mengamuk
nafsu diri tak peduli birokrasi tak berarti
menjilati atasanmu, manusia tak tahu maluhidupmu dipenuhi kelut belenggu duniawi
kedamaian, keindahan semuanya tiada lagi
hancurlah negaraku bila semua sepertimu
tegarlah bersatulah semua bunga negerigelapnya hatimu
cobalah kau buka matamu
kelamnya mimpimu
cobalah tuk dengarkanlirik “Pak Tua” Funky Kopral
Untuk perubahan yang diinginkan, diperlukan tindakan, tindakan akan melahirkan kepercayaan., lalu kepercayaan akan menghasilkan kekuatan; Bersama Kita Bisa!
Maka dari itu, untuk merubah bangsa yang begitu besar, diperlukan perubahan-perubahan kecil dari masing-masing pribadi. Berhenti mencari siapa yang salah. Sekarang saatnya memperbaiki kesalahan. Jika setiap orang berfikir bagaimana mengembangkan bangsa ini, bukan tidak mungkin hal yang selama ini dicita-citakan akan tercapai....
Apa yang kurang dari bangsa Indonesia ini? Bangsa ini memiliki orang-orang berprestasi. Juara olimpiade fisika, matematika, kimia, teknologi dll. Mungkin yang belum dimiliki adalah Juara Olimpiade Akhlak............
Saya bukan orang yang suci, juga bukan orang yang penuh dosa. Tulisan ini semata-mata sebagai refleksi diri sebagai pengingat, jika dikemudian hari saya mulai lupa dan mulai “menuntut” tanpa diimbangi dengan usaha dan tindakan..........
Dirgahayu Republik Indonesia ke-65
Bagaimanapun, Saya rakyat Indonesia; bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan yang menjunjung tinggi bahasa persatuan, BAHASA INDONESIA.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar