script

Jumat, 08 April 2011

Sensus Penduduk dan Keakuratan Data



Quantcast


Sejak 1 Mei sensus penduduk dimulai dan telah berakhir pada 31 Mei lalu. Meski diperpanjang sampai 15 Juni, bahkan 30 Juni, namun sifatnya hanya untuk memberikan kesempatan penyempurnaan administrasi dan pencacahan di wilayah-wilayah “sulit”. Hasil sensus ini mempunyai nilai penting dan strategis bagi kelangsungan sukses pembangunan nasional dan eksistensi negeri ini di dunia internasional.
Beberapa waktu lalu, masalah data kependudukan sering menjadi sumber kekisruhan akibat informasi data yang tidak akurat. Dalam pelaksanaan pemilu dan pemilukada, misalnya, sering pihak-pihak tertentu mempersoalkan keabsahan calon terpilih karena masalah akurasi data pemilih. Begitu juga dalam pelaksanaan bantuan-bantuan sosial atau program-program pembangunan pro rakyat, persoalan informasi ketidak-akuratan data penduduk sering menjadi sumber permasalahan.

Wajar jika kita semua berharap Sensus Penduduk 2010 menghasilkan data kependudukan yang akurat. Keseriusan semua pihak dalam mendukung terlaksananya sensus ini merupakan kunci keberhasilan. Terlebih, pelaksanaannya berbeda dengan sensus-sensus sebelumnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, setiap penduduk disensus secara lengkap. Para petugas sensus mencatat nama, alamat, umur, jenis kelamin, pendidikan, kesehatan, hingga status ketenagakerjaan penduduk. Didata pula informasi terkait fasilitas perumahan, akses ke media komunikasi, dan berbagai informasi lainnya.
Jumlah penduduk kita saat ini sudah mencapai kurang lebih 225 juta jiwa, keempat terbesar di dunia. Itu jumlah yang tidak kecil dan menuntut manajemen pengelolaan yang tidak ringan. Sensus penduduk merupakan salah satu bagian penting dalam kerangka manajemen pengelolaan terpadu. Sebab, keberhasilan mencapai visi pembangunan sangat ditentukan oleh kemampuan dalam mengelola manajemen data dan informasi kependudukan secara memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.
Sensus penduduk sendiri dilaksanakan secara periodik selama 10 tahun sekali. Tentu banyak komposisi penduduk yang berubah selama kurun waktu tersebut. Tak mengherankan kalau dalam pidato kenegaraan mengawali Sensus Penduduk 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar seusai pelaksanaan Sensus Penduduk 2010 ini, Badan Pusat Statistik dapat terus melanjutkan kegiatan survei kependudukan di Tanah Air dengan meningkatkan kerja sama dengan semua pemangku kepentingan pembangunan lainnya.
Hasil sensus ini juga akan menjadi basis utama dalam penyediaan data kependudukan dan perumahan secara nasional. Maka, pencatatan secara cermat dan akurat berbagai informasi terkait dengan kependudukan dan perumahan sangat penting. Di samping itu akan diperoleh pula data dasar tentang komposisi dan dinamika kependudukan di negara kita.
Kita berharap, dari sensus ini tersaji data yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai berbagai aspek demografis, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, dan informasi lainnya. Melalui komposisi dan dinamika kependudukan terbaru, kita dapat mengevaluasi program kependudukan kita. Salah satunya mengenai pentingnya program keluarga berencana (KB) sebagai upaya untuk mewujudkan keluarga sejahtera yang berkualitas, dan untuk mengontrol angka pertumbuhan penduduk.
Dalam kerangka pembangunan yang berbasis manusia (human-centered development), hasil sensus ini dapat digunakan untuk mengarahkan program-program pro rakyat, agar tepat sasaran. Dukungan data kependudukan yang akurat akan memberikan peluang adanya kepastian bahwa program-program pro rakyat seperti bantuan beras untuk rakyat miskin (raskin), program keluarga harapan (PKH), jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), dan bantuan operasional sekolah (BOS), tepat sasaran dan benar-benar diterima oleh yang berhak. Sensus ini juga memungkinkan kita dapat memberikan bantuan dan pemberdayaan secara tepat bagi penyandang cacat, lanjut usia, dan anak-anak telantar.
Selama ini kita sering dihadapkan pada data-data yang berbeda antara yang tercatat di pusat dan di daerah. Sebab, meski banyak kegiatan survei dilakukan, tetapi sifatnya terpisah hanya untuk kepentingan tertentu dan tidak menyeluruh, terpadu, dan terkoordinasi. Termasuk di daerah-daerah, meski mereka sesungguhnya dapat saja melakukannya sendiri dengan status otonomi daerahnya. Lebih tidak menguntungkan lagi jika setiap daerah merasa puas dengan warisan data-data grafis yang telah ada dan tidak terbarukan sama sekali.
Sensus Penduduk 2010 diharapkan dapat memberikan basis data bagi pengembangan nomor induk kependudukan (NIK) secara nasional. Berdasarkan NIK itu, setiap warga negara akan memiliki identitas tunggal untuk berbagai kepentingan. Melalui NIK, kita dapat mengendalikan ketepatan sasaran dalam pelaksanaan program-program pro rakyat. Melalui NIK, kita juga dapat mencegah manipulasi data kependudukan untuk kepentingan yang tidak baik, di samping dapat membantu pengungkapan tindak kejahatan.
Akurasi data hasil sensus penduduk ini akan sangat bermanfaat dalam pembangunan dan pemantapan kehidupan demokrasi yang lebih berkualitas. Data mutakhir hasil sensus akan sangat membantu dalam menyusun daftar pemilih tetap (DIT) yang lebih sahih, yang amat diperlukan dalam pemilu maupun pemilukada mendatang. Hasil sensus penduduk secara komprehensif dapat dijadikan satu-satunya rujukan bagi semua lembaga, baik di pusat maupun di daerah, dalam merumuskan kebijakan dan perencanaan program.
Yang pasti dan harus disadari, sensus penduduk ini sangat penting dan strategis bagi kelangsungan dan kesuksesan pembangunan nasional di segala aspeknya. Untuk itu, diperlukan tenaga dan biaya vang tidak sedikit. Karena itu pula, pelaksanaannya dibatasi dengan uaktu. Alangkah sayangnya jika masih ada yang tidak serius mendukung sensus penduduk ini dengan berbagai alasan.
Demikianlah, berbeda dengan sensus-sensus sebelumnya, kali ini seluruh data penduduk dicatat secara lengkap. Dengan demikian, diharapkan seluruh informasi terkait jumlah penduduk tersaji dengan lebih komplet. Bukan sekadar informasi yang tersaji, tetapi data tersebut diharapkan tersampaikan secara akurat dan lebih “berbunyi” dibandingkan dengan hasil sensus sebelumnya.
Nilai strategis sensus penduduk akan terwujud manakala semua data dan informasi yang dihimpun berguna bagi perencanaan dan evaluasi pembangunan. Sebagai peristiwa rutin, output dari sensus diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih riil tentang perkembangan kependudukan di Indonesia paling mutakhir***
(Penulis adalah Koordinator Tim Petugas Cacah Lapangan Sensus Penduduk 2010 di Ngaliyan, Semarang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar